Ilmuguru.org - Pada kesempatan kali ini IG (IlmuGuru) ingin memberikan informasi dari Kementerian Agama RI tentang Tata Cara Shalat Gerhana Bulan (Shalat Khusuf) Terbaru Versi Kemenag.
Shalat gerhana merupakan shalat sunnah muakkadah sebagalmana kesepakatan para ulama berdasarkan hadits Nabi Muhamad SAW adalah sebagai berikut :
Dari Muhairah bin Syu'bah, ia berkata, "Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW (yaitu) ada hari wafatnya Ibrahim (putra Nabi). Kemudian orang-orang berkata, Terjadinya gerhana matahari itu karena wafatnya Ibrahim. Lalu Rasulullah SAW bersabda,' Sesungguhnya matahari dan bulan itu tidak gerhana karena wafatnya seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Apabila kalian melihat (kejadian gerhana), maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah. (Shahih Al-Bukhari, 1:228 No.1043).
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi Gerhana Matahari maupun gerhana bulan, antara lain :
- Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
- Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam shalat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam shalat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka.
Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai shalat gerhana, beliau bersabda, "Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR. Muttafaq 'alaih). - Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan shalat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulull SAW memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (HR. Abu Daud dan Nasa'i) Tidak ada adzan dan iqamah dalam pelaksanaan shalat gerhana. Karena adzan dan iqamah hanya berlaku pada shalat fardhu yang lima.
- Disunahkan mengeraskan bacaan surat, baik shalatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam shalat gerhana (HR Muttafaq alaih).
- Shalat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. Rasulullah SAW selalu melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. (Lihat: Al-Mughni, lbnu Qudamah, 3/323).
- Wanita boleh ikut shalat berjamaah di belakang barisan laki-laki. Diriwayatkan bahwa Aisyah dan Asma ikut shalat gerhana bersama Rasulullah SAW. (HR Bukhari).
- Disunahkan memanjangkan bacaan surat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW dalam shalat gerhana memanjangkan bacaannya. (HR Muttafaq alaih). Namun hendaknya tetap mempertimbangkan kemampuan dan kondisi jamaah.
- Disunahkan menyampaikan khutbah setelah selesai shalat, berdasarkan perbuatan Nabi Muhammad SAW bahwa beliau setelah selesai shalat naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah (HR Nasa'i). Sejumlah ulama menguatkan bahwa khutbah yang disampaikan hanya sekali saja tidak dua kali seperti shalat jumat. Sebagian ulama menganggap tidak ada sunah khutbah selesai shalat, akan tetapi petunjuk hadits lebih menguatkan disunahkannya khutbah setelah shalat gerhana
- Dianjutkan memperbanyak istighfar, berzikir dan berdoa, bertakbir, serta berlindung kepada Allah dari azab neraka dan azab kubur.
Tata Cara Shalat Gerhana Bulan
Adapun tata cara shalat Gerhana adalah sebagai berikut :
- Berniat di dalam hati. Adapun jika dilafazkan:
Artinya: "Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua raka'at menjadi (imam/ma'mum) karena Allah Ta'ala"
- Takbiratul ihram yaitu bertakbir setelah niat sebagaimana shalat biasa;
- Membaca do'a iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca ayat/surat dengan jahr (dikeraskan suaranya) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: Nabi SAW. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana." (H R Bukhari No. 1065 dan Muslim no. 901);
- Kemudian ruku' sambil memanjangkannya;
- Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);
- Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan ayat/surat. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
- kemudian ruku' kembali (Ruku kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku sebelumnya)
- Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);
- Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;
- Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana raka'at pertama bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
- salam
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama'ah yang berisi anjuran meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta memperbanyak amal shaleh, bersedekah, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Demikianlah artikel tentang, Tata Cara Shalat Gerhana Bulan (Shalat Khusuf) Terbaru Versi Kemenag. Selamat Belajar, Salam Sukses...!!!
Sumber : Kemenag
Mau donasi lewat mana?
Kalau sudah melakukan DONASI silahkan hubungi ke no Whatshapp ini ya : WA-IG
Paypal
Bank BRI - An.Sarif Hidayatullah / Rek : 3702-0104-7715-536
DONASI ANDA PENTING UNTUK KAMI
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi "SEIKLASNYA" dengan klik tanda panah di atas. Alasannya Donasi klik DISINI
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi "SEIKLASNYA" dengan klik tanda panah di atas. Alasannya Donasi klik DISINI
Post a Comment