Ilmuguru.org - Dalam kesempatan kali ini IG (lmuguru) akan mencoba memberikan sedikit sebaran materi tentang Contoh Judul dan Laporan Penelitian Tingkat SMP/MTs Kelas 7/VII.
Besar harapan kami dengan adanya sebaran Contoh File PTK Seni Budaya Tingkat SMP/MTs Kelas 7/VII bisa memberi manfaat untuk anda yang ingin segera menyusun laporan PTK tersebut.
Sari
Pramudyo, Nyuwito Bagus, 2013 Upaya Guru dalam Proses Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Seni Tari Siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro Kabupaten Pekalongan, PTK, Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Seni Budaya di SMP Negeri 02 Doro memberlakukan pelajaran Seni Budaya Terpadu meliputi ; Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater yang telah dikembangkan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mempertimbangkan ; Kompleksitas, daya dukung (guru, sarana dan prasarana), inteks siswa. Selain hal tersebut di atas, keanekaragaman bakat dan minat siswa juga merupakan salah satu alasan dalam pemberlakuan pelajaran Seni Budaya terpadu. Namun dengan banyaknya materi dan terbatasnya waktu jam tatap muka, timbul beberapa kendala yang berhubungan dengan peserta didik. Siswa merasa kesulitan terutama pada mata pelajaran Seni Tari yang jarang dipelajari pada jenjang sekolah sebelumnya sehingga menyebabkan kurangnya minat dan peran serta siswa pada proses pembelajaran. Kendala-kendala itulah yang perlu diperhatikan dan dicarikan jalan keluar oleh guru sebagai motivator, fasilitator dan evaluator dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci: Upaya guru, minat, pembelajaran, hasil belajar, dan kinerja guru.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dikaji permasalahan sebagai berikut : 1) Bagaimana upaya guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro dalam belajar seni tari ? dan 2) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro pada pelajaran seni tari ?
Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan tindakan yang akan diberikan adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui upaya guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro dalam belajar seni tari. 2) Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro pada pelajaran seni tari.
Penelitian ini akan menerapkan pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) yang terbagi dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan antara lain : (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) Observasi/Evaluasi dan (4) Refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, maka upaya guru dengan penerapan pendekatan PAKEM yang dipadu dengan teknik Demonstrasi dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran seni budaya cabang seni tari dengan standar kompetensi mengekspresikan diri melalui karya seni tari khususnya pada kompetensi dasar mengeksplorasi pola lantai gerak tari berpasangan/kelompok daerah setempat.
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan: 1) Guru seni budaya hendaknya melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas untuk dapat memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah masing-masing secara aktif, kreatif efektif dan penuh inovatif sehingga akan lebih menyenangkan dengan melalui penerapan pendekatan PAKEM yang dipadu dengan teknik Demonstrasi. 2) Kepada pengelola sekolah, hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan profesi guru dan peningkatan kualitas pembelajaran.
SARI
Yunianto. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Bermain Alat Musik Pianika dengan Metode Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I: Drs. Wagiman Joseph, M.Pd., Pembimbing II: Drs. Eko Raharjo, M.Hum
Pembelajaran seni musik di sekolah sebenarnya menjadikan kegiatan pembelajaran yang mengasyikkan bagi siswa. Tetapi sebagian besar siswa merasa kesulitan ketika harus mempelajari praktek bermain musik. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini permasalahan yang timbul adalah apakah metode tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar keterampilan bermain alat musik pianika pada kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Dalam penelitian tindakan kelas pengambilan data melalui beberapa tahap yaitu: tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Proses pemecahan permasalahan dimulai dari perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), menganalisa data dan informasi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan hasil tindakan (reflection). Teknik pengambilan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data kwantitatif dan kwalitatif meliputi tiga komponen: reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan Berdasarkan analisa data penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar keterampilan bermain alat musik pianika khususnya kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa yang terjadi peningkatan dari 24 siswa pada pra siklus 6 siswa (25%) memperoleh nilai = 70, pada siklus 1 terjadi peningkatan 14 siswa (58%) memperoleh nilai = 70, dan meningkat cukup pesat pada siklus 2 yaitu: 22 siswa (92%) berhasil memperoleh nilai = 70. Sedangkan siswa yang belum berhasil memperoleh nilai = 70 hanya 2 siswa (8%).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut para guru disarankan untuk menggunakan metode yang tepat dalam upaya meningkatkan aktivitas dan belajar siswa dalam pembelajaran seni budaya, salah satu metode tersebut adalah metode tutor sebaya.
ABSTRAK
Arumsari, Agustina Fita. 2015. “Pemanfaatan Gypsum dalam Pembelajaran Ukir Motif Geometris Siswa Kelas VII SMP Al Madina Wonosobo”.Skripsi, Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Drs. Triyanto, M.A. 1-178,i-xvii
Kata kunci: Gypsum, Pembelajaran, Ukir, Motif Geometris
Pembelajaran seni rupa di SMP Al Madina Wonosobo masih berupa kegiatan pembelajaran yang monoton atau tidak menarik.Oleh sebab itu perlu adanya pembelajaran yang menarik agar mampu mengembangkan kreativitas siswa dalam berkarya seni.Salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu pembelajaran mengukir pada gypsum dengan motif geometris. Rumusan masalah yang dikaji adalah bagaimana pemanfaatan gypsum dalam pembelajaran ukir motif geometris siswa kelas VII SMP Al Madina Wonosobo?, bagaimana hasil dari pemanfaatan gypsum dalam pembelajaran ukir motif geometrissiswa kelas VII SMP Al Madina Wonosobo? dan apa faktor penghambat dan pendukung dalampemanfaatan gypsum dalam pembelajaran ukir motif geometris siswa kelas VII SMP Al Madina Wonosobo?.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksploratif dengan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif.Penelitian ini dilakukan di SMP Al Madina Wonosobo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebagai berikut: (1) pemanfaatan gypsum dalam pembelajaran ukir motif geometris melalui 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap evaluasi meliputi penyusunan RPP yang berisi mengenai tujuan dari pembelajaran, materi, metode, strategi, dan evaluasi pembelajaran. tahap kedua yaitu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan rancangan pembelajaran. Setelah pelaksanaan pembelajaran, tahap akhir yaitu evaluasi pembelajaran. Evaluasi mencakup 3 aspek yaitu ide atau gagasan, bentuk karya, dan proses pembuatan. selain aspek penilaian tahap evaluasi menggunakan 3 penilai yang terdiri dari guru seni budaya SMP Al Madina Wonosobo, Guru Seni Budaya SMA Muhammadiyah Wonosobo, dan peneliti, (2) hasil yang diperoleh siswa dalam mengukir pada gypsum motif geometris menunjukkan kriteria baik pada pengamatan proses I dengan nilai ratarata kelas 76,8 dan pada pengamatan proses II dengan nilai rata-rata kelas 81,3, (3) faktor yang mendukung dari pembelajaran mengukir pada gypsum motif geometris adalah antusias siswa dalam berkarya seni dan kemampuan siswa dalam berkarya seni yaitu mengukir pada gypsum. Faktor yang menghambat pembelajaran mengukir pada gypsum adalah kurang rasa percaya diri pada siswa saat berkarya dan alokasi waktu dalam berkarya yang masih terbatas.Saran yang direkomendasikan adalah sebagai berikut. Pertama guru sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa saat berkarya, kedua guru lebih banyak dalam menampilkan contoh dari karya seni rupa kepada siswa, ketiga mengatur alokasi waktu pada saat merencanakan pembelajaran.
ABSTRAK
Sunardi, 2013. “Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 Dr. Udi Utomo, M.Si, dan pembimbing 2 Dra. Siti Aesiyah, M.Pd.
Dalam pembelajaran praktik ansambel musik, pengelolaan kelas secara tepat sangat diperlukan. Berdasarkan pengalaman peneliti, pembelajaran secara klasikal belum membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bermain musik ansambel melalui penelitian ini peneliti akan mencoba menerapkan metode Tutor sebaya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas, yang dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Proses pelaksanaan, penelitian ini dibagi menjadi 3 siklus, setiap siklus mencakup 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, unjuk kerja, angket dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Metode tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar bermain recorder. (2) Metode tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar bermain pianika.(3) Metode tutor sebaya mampu mengefektifkan waktu pertemuan di dalam kelas dibandingkan dengan metode klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar (1) para guru seni budaya me nerapkan metode tutor sebaya dalam pembelajaran ansambel musik di sekolah.(2) Mencoba menerapkan metode tutor sebaya dalam mencapai tujuan pelajaran pada kompetensi dasar yang lain.
SARI
Putri, Rizki Mei Dwi. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bernyanyi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Paduan Suara Melalui Pelatihan Solfegio pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pangkah Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan bernyanyi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara. Oleh karena itu, dengan diterapkan pelatihan solfegio sebagai metode pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bernyanyi siswa dalam paduan suara.Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan diterapkan pelatihan solfegio dapat meningkatkan kemampuan bernyanyi dalam kegiatan ekstrakurikuler paduan suara pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pangkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis peningkatan kemampuan bernyanyi dalam kegiatan ekstrakurikuler paduan suara dengan menerapkan pelatihan solfegio pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pangkah.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terbagi ke dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel proses dan variabel output. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan teknik penilaian. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis secara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan solfegio dapat meningkatkan kemampuan bernyanyi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler paduan suara. Berdasarkan hasil penilaian siklus 1 hanya 55% siswa yang mencapai kategori nilai baik dan sangat baik (>70) kemudian meningkat pada hasil penilaian siklus 2dapat mencapai indikator keberhasilan yakni sebanyak 80% siswa sudah mencapai nilai dengan kategori baik dan sangat baik (>70). Perilaku siswa juga mengalami perubahan yang positif. Siswa yang sebelumnya kurang bersemangat, kurang antusias, dan kurang aktif dalam mengikuti ekstrakurikuler paduan suara menjadi lebih antusias, tertarik, bersemangat, dan lebih aktif selama proses pembelajaran melalui pelatihan solfegio.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan agar pelatihan solfegio dapat diterapkan dalam pembelajaran paduan suara oleh guru/pelatih ekstrakurikuler paduan suara baik di sekolah ini maupun di sekolah lain, rutinitas latihan paduan suara harus dilakukan secara teratur, dan sekolah hendaknya menyediakan ruangan khusus (ruang musik) untuk menunjang segala kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan bermusik.
Besar harapan kami dengan adanya sebaran Contoh File PTK Seni Budaya Tingkat SMP/MTs Kelas 7/VII bisa memberi manfaat untuk anda yang ingin segera menyusun laporan PTK tersebut.
Download Contoh Judul dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tingkat SMP/MTs Kelas 7 Mapel Seni Budaya
Berikut ini kami sajikan untuk anda agar bisa mengunduh contoh Judul dan Laporan PTK Seni Budaya Tingkat SMP/MTs Kelas 7 secara lengkap dan Utuh.
01 UPAYA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SENI TARI SISWA KELAS VII A SMP N 2 DORO KABUPATEN PEKALONGAN
Download | NYUWITO BAGUS PRAMUDYOSari
Pramudyo, Nyuwito Bagus, 2013 Upaya Guru dalam Proses Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Seni Tari Siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro Kabupaten Pekalongan, PTK, Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Seni Budaya di SMP Negeri 02 Doro memberlakukan pelajaran Seni Budaya Terpadu meliputi ; Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater yang telah dikembangkan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mempertimbangkan ; Kompleksitas, daya dukung (guru, sarana dan prasarana), inteks siswa. Selain hal tersebut di atas, keanekaragaman bakat dan minat siswa juga merupakan salah satu alasan dalam pemberlakuan pelajaran Seni Budaya terpadu. Namun dengan banyaknya materi dan terbatasnya waktu jam tatap muka, timbul beberapa kendala yang berhubungan dengan peserta didik. Siswa merasa kesulitan terutama pada mata pelajaran Seni Tari yang jarang dipelajari pada jenjang sekolah sebelumnya sehingga menyebabkan kurangnya minat dan peran serta siswa pada proses pembelajaran. Kendala-kendala itulah yang perlu diperhatikan dan dicarikan jalan keluar oleh guru sebagai motivator, fasilitator dan evaluator dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci: Upaya guru, minat, pembelajaran, hasil belajar, dan kinerja guru.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dikaji permasalahan sebagai berikut : 1) Bagaimana upaya guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro dalam belajar seni tari ? dan 2) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro pada pelajaran seni tari ?
Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan tindakan yang akan diberikan adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui upaya guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro dalam belajar seni tari. 2) Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Doro pada pelajaran seni tari.
Penelitian ini akan menerapkan pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) yang terbagi dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan antara lain : (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) Observasi/Evaluasi dan (4) Refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, maka upaya guru dengan penerapan pendekatan PAKEM yang dipadu dengan teknik Demonstrasi dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran seni budaya cabang seni tari dengan standar kompetensi mengekspresikan diri melalui karya seni tari khususnya pada kompetensi dasar mengeksplorasi pola lantai gerak tari berpasangan/kelompok daerah setempat.
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan: 1) Guru seni budaya hendaknya melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas untuk dapat memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah masing-masing secara aktif, kreatif efektif dan penuh inovatif sehingga akan lebih menyenangkan dengan melalui penerapan pendekatan PAKEM yang dipadu dengan teknik Demonstrasi. 2) Kepada pengelola sekolah, hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan profesi guru dan peningkatan kualitas pembelajaran.
02.PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN ALAT MUSIK PIANIKA DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VIIC DI SMP 2 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN
Download | YuniantoSARI
Yunianto. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Bermain Alat Musik Pianika dengan Metode Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I: Drs. Wagiman Joseph, M.Pd., Pembimbing II: Drs. Eko Raharjo, M.Hum
Pembelajaran seni musik di sekolah sebenarnya menjadikan kegiatan pembelajaran yang mengasyikkan bagi siswa. Tetapi sebagian besar siswa merasa kesulitan ketika harus mempelajari praktek bermain musik. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini permasalahan yang timbul adalah apakah metode tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar keterampilan bermain alat musik pianika pada kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Dalam penelitian tindakan kelas pengambilan data melalui beberapa tahap yaitu: tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Proses pemecahan permasalahan dimulai dari perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), menganalisa data dan informasi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan hasil tindakan (reflection). Teknik pengambilan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data kwantitatif dan kwalitatif meliputi tiga komponen: reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan Berdasarkan analisa data penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar keterampilan bermain alat musik pianika khususnya kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa yang terjadi peningkatan dari 24 siswa pada pra siklus 6 siswa (25%) memperoleh nilai = 70, pada siklus 1 terjadi peningkatan 14 siswa (58%) memperoleh nilai = 70, dan meningkat cukup pesat pada siklus 2 yaitu: 22 siswa (92%) berhasil memperoleh nilai = 70. Sedangkan siswa yang belum berhasil memperoleh nilai = 70 hanya 2 siswa (8%).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut para guru disarankan untuk menggunakan metode yang tepat dalam upaya meningkatkan aktivitas dan belajar siswa dalam pembelajaran seni budaya, salah satu metode tersebut adalah metode tutor sebaya.
03.PEMANFAATAN GYPSUM SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN UKIR MOTIF GEOMETRIS SISWA KELAS VII SMP AL MADINA WONOSOBO
Download | Agustina Fita ArumsariABSTRAK
Arumsari, Agustina Fita. 2015. “Pemanfaatan Gypsum dalam Pembelajaran Ukir Motif Geometris Siswa Kelas VII SMP Al Madina Wonosobo”.Skripsi, Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Drs. Triyanto, M.A. 1-178,i-xvii
Kata kunci: Gypsum, Pembelajaran, Ukir, Motif Geometris
Pembelajaran seni rupa di SMP Al Madina Wonosobo masih berupa kegiatan pembelajaran yang monoton atau tidak menarik.Oleh sebab itu perlu adanya pembelajaran yang menarik agar mampu mengembangkan kreativitas siswa dalam berkarya seni.Salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu pembelajaran mengukir pada gypsum dengan motif geometris. Rumusan masalah yang dikaji adalah bagaimana pemanfaatan gypsum dalam pembelajaran ukir motif geometris siswa kelas VII SMP Al Madina Wonosobo?, bagaimana hasil dari pemanfaatan gypsum dalam pembelajaran ukir motif geometrissiswa kelas VII SMP Al Madina Wonosobo? dan apa faktor penghambat dan pendukung dalampemanfaatan gypsum dalam pembelajaran ukir motif geometris siswa kelas VII SMP Al Madina Wonosobo?.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksploratif dengan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif.Penelitian ini dilakukan di SMP Al Madina Wonosobo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebagai berikut: (1) pemanfaatan gypsum dalam pembelajaran ukir motif geometris melalui 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap evaluasi meliputi penyusunan RPP yang berisi mengenai tujuan dari pembelajaran, materi, metode, strategi, dan evaluasi pembelajaran. tahap kedua yaitu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan rancangan pembelajaran. Setelah pelaksanaan pembelajaran, tahap akhir yaitu evaluasi pembelajaran. Evaluasi mencakup 3 aspek yaitu ide atau gagasan, bentuk karya, dan proses pembuatan. selain aspek penilaian tahap evaluasi menggunakan 3 penilai yang terdiri dari guru seni budaya SMP Al Madina Wonosobo, Guru Seni Budaya SMA Muhammadiyah Wonosobo, dan peneliti, (2) hasil yang diperoleh siswa dalam mengukir pada gypsum motif geometris menunjukkan kriteria baik pada pengamatan proses I dengan nilai ratarata kelas 76,8 dan pada pengamatan proses II dengan nilai rata-rata kelas 81,3, (3) faktor yang mendukung dari pembelajaran mengukir pada gypsum motif geometris adalah antusias siswa dalam berkarya seni dan kemampuan siswa dalam berkarya seni yaitu mengukir pada gypsum. Faktor yang menghambat pembelajaran mengukir pada gypsum adalah kurang rasa percaya diri pada siswa saat berkarya dan alokasi waktu dalam berkarya yang masih terbatas.Saran yang direkomendasikan adalah sebagai berikut. Pertama guru sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa saat berkarya, kedua guru lebih banyak dalam menampilkan contoh dari karya seni rupa kepada siswa, ketiga mengatur alokasi waktu pada saat merencanakan pembelajaran.
04.Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
Download | SUNARDIABSTRAK
Sunardi, 2013. “Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 Dr. Udi Utomo, M.Si, dan pembimbing 2 Dra. Siti Aesiyah, M.Pd.
Dalam pembelajaran praktik ansambel musik, pengelolaan kelas secara tepat sangat diperlukan. Berdasarkan pengalaman peneliti, pembelajaran secara klasikal belum membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bermain musik ansambel melalui penelitian ini peneliti akan mencoba menerapkan metode Tutor sebaya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas, yang dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Proses pelaksanaan, penelitian ini dibagi menjadi 3 siklus, setiap siklus mencakup 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, unjuk kerja, angket dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Metode tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar bermain recorder. (2) Metode tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar bermain pianika.(3) Metode tutor sebaya mampu mengefektifkan waktu pertemuan di dalam kelas dibandingkan dengan metode klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar (1) para guru seni budaya me nerapkan metode tutor sebaya dalam pembelajaran ansambel musik di sekolah.(2) Mencoba menerapkan metode tutor sebaya dalam mencapai tujuan pelajaran pada kompetensi dasar yang lain.
05.UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERNYANYI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADUAN SUARA MELALUI PELATIHAN SOLFEGIO PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PANGKAH KABUPATEN TEGAL
Download | Rizki Mei Dwi PutriSARI
Putri, Rizki Mei Dwi. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bernyanyi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Paduan Suara Melalui Pelatihan Solfegio pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pangkah Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan bernyanyi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara. Oleh karena itu, dengan diterapkan pelatihan solfegio sebagai metode pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bernyanyi siswa dalam paduan suara.Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan diterapkan pelatihan solfegio dapat meningkatkan kemampuan bernyanyi dalam kegiatan ekstrakurikuler paduan suara pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pangkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis peningkatan kemampuan bernyanyi dalam kegiatan ekstrakurikuler paduan suara dengan menerapkan pelatihan solfegio pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pangkah.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terbagi ke dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel proses dan variabel output. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan teknik penilaian. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis secara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan solfegio dapat meningkatkan kemampuan bernyanyi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler paduan suara. Berdasarkan hasil penilaian siklus 1 hanya 55% siswa yang mencapai kategori nilai baik dan sangat baik (>70) kemudian meningkat pada hasil penilaian siklus 2dapat mencapai indikator keberhasilan yakni sebanyak 80% siswa sudah mencapai nilai dengan kategori baik dan sangat baik (>70). Perilaku siswa juga mengalami perubahan yang positif. Siswa yang sebelumnya kurang bersemangat, kurang antusias, dan kurang aktif dalam mengikuti ekstrakurikuler paduan suara menjadi lebih antusias, tertarik, bersemangat, dan lebih aktif selama proses pembelajaran melalui pelatihan solfegio.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan agar pelatihan solfegio dapat diterapkan dalam pembelajaran paduan suara oleh guru/pelatih ekstrakurikuler paduan suara baik di sekolah ini maupun di sekolah lain, rutinitas latihan paduan suara harus dilakukan secara teratur, dan sekolah hendaknya menyediakan ruangan khusus (ruang musik) untuk menunjang segala kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan bermusik.
Mau donasi lewat mana?
Kalau sudah melakukan DONASI silahkan hubungi ke no Whatshapp ini ya : WA-IG
Paypal
Bank BRI - An.Sarif Hidayatullah / Rek : 3702-0104-7715-536
DONASI ANDA PENTING UNTUK KAMI
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi "SEIKLASNYA" dengan klik tanda panah di atas. Alasannya Donasi klik DISINI
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi "SEIKLASNYA" dengan klik tanda panah di atas. Alasannya Donasi klik DISINI
Post a Comment